Selasa, 19 Februari 2013

Bapak mau kemana?

Setiap orang boleh berkata mengungkapkan sesuatu yang ada dalam pandangannya.
14 tahun berlalu dari pijak langkah reformasi. Gema teriakan "reformasi " kini mulai padam di tengah jabatan. Reformasi bagai "kusen" pintu. dari jauh terlihat seperti langkah memburu, melewati daun pintu. Namun setelah masuk ruangan, tak lagi melihat pintu yang dilewatinya.

Era politik mulai bergeser. dari zaman buyut ke kakek, zaman kakek berlalu diteruskan zaman bapak. banyak polah tingkah zaman bapak. ya sekarang ini. Bagaimana sang anak melihat perihal bapak dalam energi gerak memburu sangkar mencari proteksi. Ini bukan lagi zaman tempur, yang mengatasnamakan kebenaran melalui bumi hangus hancur lebur. Ini Zaman peradaban sebuah negeri yang membentang perairan . bukan  negeri gurun tandus peninggalan Bartholomeus. Bolehlah semua bicara mengemuka tanpil dalam arena di ajang 5 tahunan. dimana sopir becak mampu bersaing untuk menjadi calon bupati. 
Pelan-pelan namun pasti, negeri ini mengarah pada kebebasan absolute. hampior tiada sekat antara sejarah dan masa yang akan datang. bebas berkalang dalam masa kekinian tanpa melihat akibat dampak yang ditimbulkan. Lihat saja cara pandang para politisi , seakan begitu besar keyakinannya pada langkah politik sehingga politik adalah tujuan utamanya . apakah ini yang disebut yang mendewakan politik ?.

Ulama dan tokoh agama bukan lagi empati terhadap dekadensi anak-anak sejamannya. aji mumpung kesempatan berhias jabatan melalaikan tugas pokok dan peraturan. Sulit rasanya terjadi penjamuan dalam satu ruangan untuk mendengar kalimat dari rakyat. Atau keluhan masyarakat yang hidup dalam standar melarat. 
Pemerintah adalah jabaran dari kata "perintah". bekerja dalam kegiatan pelayanan dan distribusi serta akomodasi rakyat. Amaterasu didalamnya adalah para wakil rakyat dan pelaku pelaksanaan hukum , yang selalu membantu kegiatan para peyalan negeri ini. Karena dibayar memang untuk itu. 

Namun jika para pemegang tampuk pemerintah berkilah tentang kekuasaan dan pendapatan upah bulanan, apakah relevan dalam sebuah negeri yang bergaung "REFORMASI". Tajuk apa yang pantas untuk digunakan lagi setelah era reformasi jika kendala langkah pelaku reformasi terjerembab dalam jeruji besi? 


Wahai para bapak, sepantaran usia pelayan negeri bahtera. akankah engkau bawa bau keringatmu ke dalam kubur ?  
Seusia anak yang melihat bapak berpolah tidak nggenah haruskah sang anak diam ? Kalo saja ketidak nggenahan itu tetap lestari dinegeri bumi maritim ini mungkin saja para  raja nusantara ironis mengatakan :" piye mas bro, iseh penak jamanku mbiyen to ?  
tertuang dalam beberapa stiker di pantat body-carm, umumnya plat kuning bayak sekali model gaya poster pak harto , manta presiden RI, dengan nada yang hampir sama.

jika saja para orang tua yang hidup di empat jaman, mungkin akan merasakan gelombang waktu yang sama sekali tidak sama dari yang lainnya.

Jika para Pelaksana penyelenggaraan negara telah mengawali langkah proses masuk kerja dengan mekanisme dan cara yang tidak benar , maka dalam menjalankan proses kinerjapun juga akan melakukan hal-hal yang sama seperti bagaimana memulainya.

Tidak mudah dalam proses yang sudah berjalan, dengan cepat memutar haluan yang berlawanan. apalagi yang namanya manusia , di bekali dengan perasaan dan akal. Jika dalam pelaksanaan raga berbeda dengan akal dan perasaan , maka akan mengalami proses gangguan . sehingga membuka peluang kebocoran  sistem.

Pelaksana penyelenggara negara bukanlah dengan cara berdagang, karena perputaran ekonomi bukan hanya dengan dagang. Banyak hal yang bisa dikembangkan untuk menumbuh kembangkan perputaran ekonomi dalam suatu begara. Faktor pejabat dengan kinerja layanan pemerintah sangat mendukung apresiasinya dalam perkemabangan ekonomi rakyat. 
Namun jika para pejabat meraup jabatan lainnya , seperti  rangkap kerja seperti seorang pedagang , maka rapuhlah nilai layanan dalam pengabdian. Sebagai rakyat, yang hidup dalam masyarakat awam hanya menyiapkan uang  untuk membeli jasa pelayanan pemerintah.

Siapa yang menyuruh tindakan memandekkan dana bantuan negara melalui pemerintah untuk di distribusikan kepada rakyat sesuai dengan tugas pokom dan fungsi kegunaannya. Apakah mungkin para kernet sopir itu memangkas dana bantuan ?
ataukah para nelayan atau tukang sapu kantor ?

MASYA ALLAH.

itulah negeri yang kehilangan bangsa.
 


 





 

Selasa, 16 Oktober 2012

diantara puing sisa-sisa reruntuhan perseteruan , masih ada bekas luka yang tak terhindar dalam diri orang yang bersengketa . dendam , yah dendam adalah awal suatu kebinasaan yang dibangun dalam jiwa orang yang tak pernah puas akan cara pandang terhadap orang lain. sehingga angan yang terpendam menembus perasaan kemudian mengendap dalam kegalauan yng terus menerus dilanda kegeraman untuk melintasi angan2.
seringkali timbul dalam bangsa negeri ini, manakala di setiap perlombaan.  bilamana kemenangan yang digapai dalam perlombaan itu maka sumringah dengan wajah berseri menampakkan senyum di segala lini. namun jika kekalahan yang dicapai dalam perlombaan, maka kambing hitam selalu saja masih di cari. hal seperti itulah yang timbul dalam mental bangsa negeri ini. hampir tidak siap dengan segala tindakan akibat dan konsekwensi yang timbul. terlebih dalam alam perputaran demokrasi, dimana setiap orang diperkenankan untuk menjadi orang yang dipilih dan memilih dalam event besar yang berjuluk pesta democracy. dimana kesempatan selalu saja terbuka untuk meraih apa yang dicit2akan. terutama dalam pertarungan siapa yang bakal menjadi pimpinan negeri ini, atau wilayah dan daerah kekuasaan di bawahnya, selalu mengharukan awal permainan. namun dalam peoses berikutnya, sejalan dengan perjalanannya baruy muncul dinamika dan polemik yang berakibat pada kericuhan dan permusuhan. baik permusuhan secara individual maupun komunal.

bangunan mental bangsa negeri yang dihadapkan pada keinginan material , manjadikan suatu perburuan harta karun di muka bumi , yaitu dengan menempati pos kekuasaan . ajang ini terus mewarnai perilaku kehidupan dalam masyarakat. dimana orang2 awam bagai ungggas di giring dalam suatu pertalian material tanpa ada kesempatan untuk menimbang. 
kalo para konstituante tempo doeloe, menggunakan sistem komunikasi bangunan monolog melalui pidato atau ceramah2, namun masa kini komunikasi dengan bentuk ikatan material berupa uang sangu atau benda lain yang digunakan untuk pemikat dan tali kesanggupan. didalam pertalian itu ada segenggam harapan akan janji yang harus dipenuhi. bangunan loyalitas semu mengalir pada sosok siapa yang mampu mengalirkan dana lebih banyak , maka itulah yang ditepati akan pilihannya. hal yang demikian telah berlangsung dan sampai kini mutual sepertiu itu menjadi belantara ajang negeri yang menggunakan faham demokrasi . 

tatkala produk hukum manusia dibuat oleh kalangan manusia dan dilanggar dilanggar oleh manusia pula, bagaimana tindakan dan perilaku cerminan dalam tatanan berbangsa ? jika saja bangsa negeri ini membuat produk hukum dan kemudian melanggarnya sendiri apakah bangsa lain akan menaruh perhatian terhadap bangsa ini ? 

semakin banyaknya perbedaan , menambah polemik dalam perseteruan. keteguhan dalam berpihak dimasing2 pihak akan menimbulkan kekakuan dan egosentris dalam komunikasi, sehingga masing 2 pihak mempertahankan opininya.

tidak mengakui rasa salah, kekeliruan dalam bertindak bisa mengubah paradigma keakuan mutlak menjadi sebuha kebenaran. orang yang cerdas sekalipun suatu saat akan mengakui ketololannya. mungkin ini berbeda dengan gengsi sebuah kekuasaan yang menjadi icon public dengan batasan kerja 24 jam. 




  
  

 

Sabtu, 04 September 2010

Keluaga Besar Bani H.Yahya Gogodalem Bringin Salatiga

.السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته
بسم الله الرحمن الرحيم
قوا انفسكم واهليكم نــــــــــــــــــارا


wahai saudarakau Anggota Keluarga Besar Bani H. Yahya Gogodalem Bringin Salatiga Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah Negara Indonesia .
Dengan rendah hati kami selaku pengurus Bani mengajak saudaraku sekalian untuk bergabung dengan menggunakan akun blog ini. Kecanggihan teknologi yang sudah berkembang sedemikian rupa tentu harus bisa dipahami dan nikmati , karena teknologi adalah bagian dari suatu proses alat untuk berkembang dalam peradaban.

Wahai saudaraku yang mengalir darah nasab dari simbah H. Yahya almaghfurlah. marilah bergabung membentuk komunikasi keluarga dengan menggunakan kecanggihan teknologi. bukan sebagai kesombongan atau pamer, namun sebagai media untuk menjalin kembali komunikasi yang telah lama mandek, karena kessibukan yang selalu dihadapi dalam keseharian.

Khususnya bagi generasi muda Bani H. Yahya . setidaknya tahu dan memahami asal usul kakek moyangnya. Karena memang warisan keluarga dalam menjalankan komunikasi yang telah dibangunsejak tahun 1970 oleh generasi para cucu simbah H, Yahya Gogodalem .

Dalam era sekarang ini kepengurusan telah sampai pada tahapan buyut dari simbah H. Yahya . tentu sangat sulit untuk membuka komunikasi.
Untuk itu kepada adik dan kakak serta para keponakan dan cucu yang telah berembang dan beranak pinak marilah kita pelihara tinggalan dari para tetua kita untuk tetap menjaga peraturan syariat Islam dan uhwuah Islamiyah.

Dengan rendah hati , tanpa mengurangi rasa hormat saudaraku sekalian kami selaku pengurus mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk yang sudah bergabung di blog ini .

والسلام عليكم ورحمة الله وبر كاته
,
Ketua : A.Nawawi
Wakil Ketua : Slamet Tifrizi
Sekretaris : Lukman Hakim
Wakil Sekretaris :: Noviyanti.
Bendahara : Irnah Billah.
Wakil Bendahara : Achmad Hambali.

Koordinator anak bani :
Bani Ahmad Bringin : Achmad Hambali ; S. Rofiq
Bani Abdulah Bugel : Luthfi : Arsyad
Bani Surur Sumber : Slamet Tifrizi : Haris
Bani Azhari Pabelan : Aziz : Novianti .
Bani Ma'shum Domas : Mahbub Junaedi
Bani Umar Gogodalem : H. Nizar ; Lukman Hakim